loading...
Direktur Utama Ratu Prabu Energi Burhanuddin Bur Maras mengatakan dana sebesar itu akan diperoleh perusahaan dari pinjaman. Perusahaan telah mengajukan pinjaman kepada bank di China, Jepang, dan Korea Selatan. Bur Maras menuturkan ketiganya antusias dengan proposal tersebut.
Salah satu bank yang mendapatkan penawaran adalah Exim Bank of China. Bur Maras menyatakan bank ini siap mengucurkan dana jika pemerintah Indonesia sudah menyetujui proposalnya.
Dia mengklaim bank tersebut bahkan rela mencairkan pinjaman tanpa peduli dengan ekuitas perusahaan. "Jadi no capital. Semua pinjam 100 persen," katanya di kantornya, Jakarta, Selasa, 9 Januari 2018.
Berdasarkan laporan keuangan kuartal III 2017, emiten berkode ARTI ini tercatat memiliki ekuitas Rp 1,737 triliun. Sedangkan total liabilitasnya Rp 798,7 miliar.
Bur Maras mengatakan Exim Bank akan memberikan pinjaman dengan bunga 2-4 persen saja. Dia berujar bunga yang rendah didasarkan pada jenis pinjaman yang diberikan, yaitu soft loan.
Dia mengklaim bank China itu juga siap memberikan pinjaman tanpa jaminan. Namun perusahaan akan mengasuransikan proyek tersebut kepada perusahaan asuransi besar dunia, seperti Lloyd's of London.
Dana US$ 30 miliar akan digunakan untuk membangun proyek LRT dalam tiga fase. Bur Maras mengatakan fase pertama telah selesai dikaji. Fase ini terdiri atas sembilan rute LRT dengan total investasi US$ 8 miliar. Sedangkan dua fase lain masih belum rampung dikaji.
Ratu Prabu Energi menggandeng konsultan asal Amerika Serikat, Bechtel Corporation, untuk mengkaji proyek ini. Bur Maras menyatakan kajian sudah dilakukan sejak lima tahun lalu.
Hasil kajian tersebut telat disampaikan kepada Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno dan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek. Mereka menyambut baik usul Ratu Prabu Energi dan kini tengah menunggu tanggapan dari Kementerian Perhubungan.
sumber: tempo
0 Response to "Tanpa Modal, Ratu Prabu Biayai LRT dari Pinjaman Bank China"
Posting Komentar